MUHAMMAD
AL-FATIH SANG PENAKLUK KONSTANTINOPEL 1453
Kalau ada
sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah Islam, dimana setiap
orang ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah sang penakluk Konstantinopel.
Bahkan para shahabat Nabi sendiri pun berebutan ingin menjadi orang yang
diceritakan Nabi SAW dalam sabdanya.
Betapa tidak, beliau SAW memang
betul-betul memuji sosok itu. Sampai beliau SAW bilang dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa sebaik-baik panglima adalah panglima
tersebut, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang dipimpinnya.
Siapa yang tidak ingin menjadi
orang yang telah dipuji oleh Rasulullah SAW. Dan siapa yang tidak ingin menjadi
penakluk Romawi. Di zaman itu, bisa menaklukkan Romawi tentunya sebuah prestasi
besar. Sebab Romawi adalah kerajaan besar di Eropa yang sangat berpengaruh. Uang
dinar (emas) yang digunakan oleh bangsa Arab, umumnya buatan Romawi. Romawi
juga pernah mengalahkan kerajaan besar Persia.
Bahkan salah satu surat dalam
Al-Quran bernama Ruum (Bangsa Romawi), yaitu surat nomor 30, yang menggambarkan
bahwa Romawi yang nota bene beragama Masehi itu akan berhasil mengalahkan
Persia yang Majusi (penyembah api). Dan digambarkan dalam ayat itu bahwa saat
mendengar kemenangan bangsa Romawi itu, para shahabat nabi yang disebut sebagai
orang-orang beriman akan ikut berbahagia.
Lalu menjadi tantangan
tersendiri untuk dapat mengislamkan Romawi. Bahkan Rasulullah SAW sendiri telah
berkirim surat kepada pimpinan tertinggi Romawi, yaitu Kaisar Heraklius yang
bertahta di Konstantinopel. Ajakan Nabi SAW kepada Sang Kaisar memang tidak lantas
disambut dengan masuk Islam. Kaisar dengan santun memang menolak masuk Islam,
namun juga tidak bermusuhan, atau setidaknya tidak mengajak kepada peperangan.
Dan beliau SAW sendiri yang
mengatakan bahwa dari dua kota besar Romawi, Konstantinopel adalah kota yang
pertama kali akan jatuh ke tangan umat Islam.
Abdullah bin Amru bin Al-Ash
berkata bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis,
tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih
dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab,”Kota Heraklius
terlebih dahulu (Konstantinopel)”.
Sayangnya penaklukan kota
kebanggaan bangsa Romawi itu nyaris belum pernah ada yang mampu melakukannya.
Tidak dari kalangan shahabat, tidak juga dari kalangan tabi`in, tidak juga dari
kalangan khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
Di masa shahabat, memang pasukan
muslim sudah sangat dekat dengan kota itu, bahkan salah seorang shahabat yang
menjadi anggota pasukannya dikuburkan di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub
Al-Anshari radhiyallahuanhu. Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke
tangan umat Islam sampai 800 tahun lamanya.
Abu Ayyub Al-Anshari
berkata,”Aku mendengar baginda Rasulullah SAW bersabda bahwa ada seorang lelaki
shalih akan dikuburkan di bawah tembok tersebut, Dan aku juga ingin mendengar
derap tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja, yang mana dia akan
memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda”.
Konstantinopel memang sebuah
kota yang sangat kuat, dan hanya sosok yang kuat pula yang dapat
menaklukkannya. Sepanjang sejarah kota itu menjadi kota pusat peradaban barat,
dan memang tidak pernah ada satu pun lawan yang mampu menembus benteng
pertahanannya. Benteng Bosporus memang terlalu tinggi temboknya, terlalu tebal
dindingnya. Bahkan benteng itu dikelilingi oleh laut yang membuat musuh yang
ingin menerobos akan frustasi.
Namun akhirnya benteng itu jebol
juga, dan kota Konstantinopel menyerah. Pahlawan muslim yang ditakdirkan
menjadi orang yang telah dikabarkan Rasulullah SAW itu adalah Sultan Muhammad
Al-Fatih. Al-Fatih adalah gelar untuk beliau yang maknanya Sang Penakluk atau
Sang Pembebas. Karena beliau adalah orang yang berhasil membebaskan jantung
Eropa ke tangan Islam.
Beliau lahir pada 30 Maret 1432 dan wafat
pada 3 Mei 1481. Al-Fatih sejak masih belia telah dididik dengan baik, sehingga
telah mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika, dan juga
ilmu-ilmu keislaman seperti bahasa Arab, ilmu tafsir, hadits, fiqih, ushul
fiqih, sastra, dan lainnya. Beliau juga menguasai 6 bahasa saat berumur 21
tahun.
Dari sudut pandang
Islam, beliau dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan
tawadhu` setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang
Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di
`Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).
Kejayaannya dalam
menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan
kepimpinannya serta taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului
pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia merupakan anak didik
Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.
Ia jugalah yang
mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini
nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk
memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.
Tentara Sultan
Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh dan
separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh.
Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat
wajib, tahajud dan shalat sunnah rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.
Konstantinopel
Istanbul atau yang dulu dikenal
sebagai Konstantinopel, adalah salah satu kota termasyhur dunia. Kota ini
tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kesultanan
Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di
banyak negara. Konstantinopel ini didirikan tahun 330 M oleh Maharaja Bizantium
yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat
istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa Kekaisaran Bizantium.
Setelah proses persiapan yang
teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel
pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan
tentaranya, Sulthan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang
kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan
Allah SWT.
Beliau juga membacakan ayat-ayat
Al-Quran mengenainya serta hadis tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini
semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentera dan lantas mereka
menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah.
Sultan Muhammad Al-Fatih pun
melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir Allahu
Akbar, Allahu Akbar! terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan
meruntuhkan langit kota itu.
Pada 27 Mei 1453, Sultan
Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di
hadapan Allah SAW. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat
jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29
Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya
meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota.
Tentara Utsmaniyyah akhirnya
berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka
mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat
juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan
cita-cita mereka.