WELCOME TO MY STORY

u can see my story n share here about anything^^
Jangan berdo'a agar Tuhan menjauhkanmu dari masalah
Tapi berdo'alah agar Tuhan menguatkan hatimu untuk melalui masalah itu [!!]
"La Takhaf wa La Tahzan innallaha Ma'an"
Artinya: Jangan takut dan jangan bersedih, sesungguhnya Allah terus menerus mendampingi kita semua
Aku tidak mengatakan diriku adalah seorang ahli 'ilm (karena memang aku bukanlah ahlu 'ilmu
melainkan hanya penuntut 'ilmu), aku cuma ingin menunaikan perintah " balighul anni :)

Selasa, 16 Oktober 2012

TEORI KELAHIRAN PEMIMPIN


Teori Kelahiran Pemimpin
Para ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang Timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 teori yang menonjol (Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18), yaitu (a) teori genetis, (b) teori sosial, dan (c) teori ekologis.
1. Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk” (Leaders are born and not made). Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini,  dapat saja terjadi, karena  seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”. Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.
2. Teori Sosial
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan (Leaders are made and not born).  Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan faktor “ajar” atau “latihan”.
Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar, dan dlatih untuk menjadi pemimpin.  Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin.
3. Teori Ekologik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui  pendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat dan lungkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut  dapat teraktualisasikan dengan baik.
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi.  Penganut teori ini berpendapat bahwa,   ada tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu: (1) Bakat kepemimpinan yang dimilikinya. (2) Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya, dan (3) Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya, kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk menjadi pemimpin.
Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karana : (1) Membentuk diri sendiri (self constituded leader, self mademan, born leader). (2) Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi. (3) Ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak atasannya (Imam Mujiono, 2002: 18).

 Teori Heriditas
Teori ini antara lain dipelopori oleh Galton (1879). Menurutnya pemimpin itu muncul dari orang orang terkemuka, dia berpendapat bahwa pemimpin itu muncul berdasarkan warisan atau keturunan.Sementara itu Wiggams (1931) berpendapat bahwa kelangsungan hidup yang baik dan perkawinan campuran diantara mereka menghasilkan kelas aristrokat yang secara biologis berbeda dengan kelas yang lebih rendah.Sedangkan menurut Carlyle (1841) sebagai individu pemimpin memiliki bakat bawaan yang diperoleh dari keturunan yang khas.
Teori Environmental
Teori berpendapat bahwa munculnya kepemimpinan disebabkan oleh faktor lingkungan sosial yang merupakan tantangan untuk diatasi atau diselesaikan. Mumford(1909) yang menyatakan bahwa pemimpin itu muncul disebabkan oleh kemampuan dan ketrampilan yang memungkinkan dia untuk menyelesaikan masalah social dala keadaan tertekan atau perubahan dan adaptasi. Kepemimpinan menurutnya merupakan innate dan menjadi modal dasar kecendrungan kekuatan social yang dimilikinya.

Teori Situasi personal
Teori ini berpendapat bahwa adanya interaksi antara pemimpin dan situasinya membentu tipe tipe pemimpin tertentu.Jadi di situ ada field dynamc and leadhership.Setiap situasi dapat membentuk orang menjadi pemimpin. Proses antara individu dengan lingkungan memiliki dinamika tersendiri yang merupakan suatu system interaksi dalam membentuk pemimpin dan kepemimpinan

Teori Humanistik
Teori humanistic menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan ialah mengatur kebebasan individu untuk dapat merealisasikan motivasi rakyanya agar dapa bersama sama mencapai tujuannya.oleh sebab ini dalam teori ini yang penting adalah organisasi yang baik yang dapat memperhatikan factor factor kebutuhan rakyatnya. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah untuk mengontro sebuah kegiatan agar benar benar lebih terarah dan memiliki tanggung jawab yang jelas. Intinya dalam teori humanistic ini menekankan adanya suatu organisasi, jika ada organisasi maka disitu akan muncul pemimpin.

Teori Fitrah
Teori ini berangkat dari suatu asumsi dasar bahwa manusia adalah makhluk sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar