Organisasi.
Dalam definisi baku, organisasi berarti suatu kelompok orang dalam suatu wadah
yang memiliki tujuan bersama. Terdengar sederhana dan simpel, bukan? Tetapi
bagi saya, organisasi tidaklah sesederhana dan sesimpel itu.
Saya memang
bukanlah orang yang hebat dalam bidang organisasi. Tapi setidaknya, beberapa
kali berorganisasi telah memberi saya semacam pandangan, bahwa berorganisasi
tidaklah sekadar bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, lalu selesai.
Tidak. Lebih dari itu.
Berorganisasi
lebih dari sekadar agar punya koneksi ataupun bisa berbicara di depan umum.
Berorganisasi adalah memperjuangkan visi. Memperjuangkan mimpi. Dan melatih
idealisme diri. Saya tidak berbicara tentang organisasi profit. Saya bicara
tentang organisasi non-profit. Dalam organisasi profit, dari namanya saja sudah
terlihat jelas, bahwa profit adalah tujuan utamanya. Lelah dalam organisasi
profit jelas menuai keuntungan, menuai imbalan. Tetapi lelah dalam organisasi
non-profit, seperti misalnya organisasi-organisasi di dunia perkuliahan, apa
yang didapat?
Ya, itulah
sebabnya, penting bagi kita untuk memiliki tujuan atau visi yang jelas. Agar
kita punya sesuatu-yang-layak-untuk-diperjuangkan, something worth
suffering for. Ketika niat kita di organisasi hanyalah untuk mendapatkan
sesuatu, take, maka itu tidak sebanding dengan jerih payah dan
pengorbanan yang dikeluarkan. Dan ketika menghadapi masalah yang agak besar
sedikit, kita akan menjadi orang-orang pertama yang terkena ‘seleksi alam’,
berjatuhan, karena tak punya alasan kuat untuk berjuang. Ketika niat kita
adalah give, memberikan sesuatu, tentu lain halnya. Memberikan sesuatu
untuk sesama, akan membuat kita tersenyum betapapun sulitnya,sebab Allah tak
melihat hasil saja, tetapi juga proses. Kegagalan akan menjadi cambuk untuk
terus bangkit dan bangkit lagi, memberikan yang terbaik di organisasi.
Lalu, kenapa
harus melalui organisasi? Memperjuangkan visi, memperjuangkan mimpi, berbagi,
berkontribusi, dan melatih idealisme, bukankah bisa dilakukan tiap individu? Ketahuilah
ucapan seorang bijak bahwa “kebaikan yang tidak terorganisasi akan
kalah dengan kejahatan yang terorganisasi”.
Simpel saja, Sebatang
lidi saja tentu tidak akan bisa menjadi sapu. Perlu banyak lidi yang diikat
dengan tali yang kuat, bukan? Namun itu saja tidak cukup, seandainya
masing-masing lidi tersebut bergerak ke arah yang berbeda-beda, Karena untuk
menjadi sapu, lidi-lidi tersebut harus bergerak ke arah yang sama.
Dapat saya
simpulkan bahwa saya menganggap organisasi sebagai sesuatu yang vital, dan penting
untuk dijalani. Karena berorganisasi tidaklah sekadar membuang waktu kuliah.
Organisasi adalah sarana pengembangan pribadi untuk mencapai visi, mencapai
mimpi, dan juga melatih idealisme diri. Di samping juga tentunya akan banyak
efek-efek positif yang akan kita dapatkan terkait kemampuan ataupun skill.
Pada akhirnya,
saya tidak bisa menyampaikan banyak hal karena pengalaman saya sendiri tidaklah
banyak. Apa yang saya sampaikan dalam catatan ini adalah setetes air di lautan
terkait ilmu tentang organisasi. Biarlah catatan ini menjadi refleksi pribadi
saja bagi saya terkait kehidupan berorganisasi. Penguat di saat lemah,
penyemangat di kala gundah.^^
NOTE:
Komponen Komitmen
Mowday
yang dikutip Sopiah (2008) menyakan ada tiga aspek komitmen antara lain :
1)
Affective commitment,
yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu
menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini
adalah want to
2)
Continuance commitment,
adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata
lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa
yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci dari
komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to)
3)
Normative Commitment,
adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi
keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus
bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk
bertahan dalam organisasi (ought to).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar