WELCOME TO MY STORY

u can see my story n share here about anything^^
Jangan berdo'a agar Tuhan menjauhkanmu dari masalah
Tapi berdo'alah agar Tuhan menguatkan hatimu untuk melalui masalah itu [!!]
"La Takhaf wa La Tahzan innallaha Ma'an"
Artinya: Jangan takut dan jangan bersedih, sesungguhnya Allah terus menerus mendampingi kita semua
Aku tidak mengatakan diriku adalah seorang ahli 'ilm (karena memang aku bukanlah ahlu 'ilmu
melainkan hanya penuntut 'ilmu), aku cuma ingin menunaikan perintah " balighul anni :)

Jumat, 16 Maret 2012

bukan sekedar organisasi ^^


Organisasi. Dalam definisi baku, organisasi berarti suatu kelompok orang dalam suatu wadah yang memiliki tujuan bersama. Terdengar sederhana dan simpel, bukan? Tetapi bagi saya, organisasi tidaklah sesederhana dan sesimpel itu.
Saya memang bukanlah orang yang hebat dalam bidang organisasi. Tapi setidaknya, beberapa kali berorganisasi telah memberi saya semacam pandangan, bahwa berorganisasi tidaklah sekadar bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, lalu selesai. Tidak. Lebih dari itu.
Berorganisasi lebih dari sekadar agar punya koneksi ataupun bisa berbicara di depan umum. Berorganisasi adalah memperjuangkan visi. Memperjuangkan mimpi. Dan melatih idealisme diri. Saya tidak berbicara tentang organisasi profit. Saya bicara tentang organisasi non-profit. Dalam organisasi profit, dari namanya saja sudah terlihat jelas, bahwa profit adalah tujuan utamanya. Lelah dalam organisasi profit jelas menuai keuntungan, menuai imbalan. Tetapi lelah dalam organisasi non-profit, seperti misalnya organisasi-organisasi di dunia perkuliahan, apa yang didapat?
Ya, itulah sebabnya, penting bagi kita untuk memiliki tujuan atau visi yang jelas. Agar kita punya sesuatu-yang-layak-untuk-diperjuangkan, something worth suffering for. Ketika niat kita di organisasi hanyalah untuk mendapatkan sesuatu, take, maka itu tidak sebanding dengan jerih payah dan pengorbanan yang dikeluarkan. Dan ketika menghadapi masalah yang agak besar sedikit, kita akan menjadi orang-orang pertama yang terkena ‘seleksi alam’, berjatuhan, karena tak punya alasan kuat untuk berjuang. Ketika niat kita adalah give, memberikan sesuatu, tentu lain halnya. Memberikan sesuatu untuk sesama, akan membuat kita tersenyum betapapun sulitnya,sebab Allah tak melihat hasil saja, tetapi juga proses. Kegagalan akan menjadi cambuk untuk terus bangkit dan bangkit lagi, memberikan yang terbaik di organisasi.
Lalu, kenapa harus melalui organisasi? Memperjuangkan visi, memperjuangkan mimpi, berbagi, berkontribusi, dan melatih idealisme, bukankah bisa dilakukan tiap individu? Ketahuilah ucapan seorang bijak bahwa “kebaikan yang tidak terorganisasi akan kalah dengan kejahatan yang terorganisasi”.
Simpel saja, Sebatang lidi saja tentu tidak akan bisa menjadi sapu. Perlu banyak lidi yang diikat dengan tali yang kuat, bukan? Namun itu saja tidak cukup, seandainya masing-masing lidi tersebut bergerak ke arah yang berbeda-beda, Karena untuk menjadi sapu, lidi-lidi tersebut harus bergerak ke arah yang sama.
Dapat saya simpulkan bahwa saya menganggap organisasi sebagai sesuatu yang vital, dan penting untuk dijalani. Karena berorganisasi tidaklah sekadar membuang waktu kuliah. Organisasi adalah sarana pengembangan pribadi untuk mencapai visi, mencapai mimpi, dan juga melatih idealisme diri. Di samping juga tentunya akan banyak efek-efek positif yang akan kita dapatkan terkait kemampuan ataupun skill.
Pada akhirnya, saya tidak bisa menyampaikan banyak hal karena pengalaman saya sendiri tidaklah banyak. Apa yang saya sampaikan dalam catatan ini adalah setetes air di lautan terkait ilmu tentang organisasi. Biarlah catatan ini menjadi refleksi pribadi saja bagi saya terkait kehidupan berorganisasi. Penguat di saat lemah, penyemangat di kala gundah.^^

NOTE:
Komponen Komitmen
Mowday yang dikutip Sopiah (2008) menyakan ada tiga aspek komitmen antara lain :
1) Affective commitment, yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini adalah want to
2) Continuance commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to)
3) Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar