Nama : Habibah Juniarti
NIM : 07101001031
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Administrasi Negara
Mata Kuliah : Kepemimpinan
Dosen :
Drs. Joko Siswanto, M.Si
SIFAT
KEPEMIMPINAN HARTABRATA
Ilmu
Hasta Brata tergolong ajaran yang sangat tua, mulai diperkenalkan melalui lakon
pewayangan Wahyu Makutharama. Wayan Susetya dalam bukunya “Kepemimpinan
Jawa” melukiskan kehebatan ilmu Hasta Brata ini sedemikian rupa sehingga
dua orang titisan Bathara Wisnu; Sri Rama WIjaya (Raja Ayodya) dan Sri
Bathara Kresna (Raja Dwarawati) menjadi raja yang besar. Sri Bathara Kresna
kemudian menurunkan ilmu ini kepada Arjuna. Dengan Ilmu Hasta Brata
ini pulalah Arjuna mampu melakukan koreksi terhadap kepemimpinan Dasa Muka yang
dikenal arogan dan angkara murka.
Hasta
Brata adalah ilmu tentang delapan (hasta) sifat alam yang agung. Pemimpin yang
menguasai ilmu Hasta Brata ini akan mampu melakukan internalisasi diri
(pengejawantnhan) kedalam delapan sifat agung tersebut. Dalam beberapa
literatur juga disebutkan bahwa delapan sifat alam ini mewakili simbol kearifan
dan kebesaran Sang Pencipta, yaitu; sifat Bumi, sifat Matahari, sifat Bulan,
sifat Samudra, sifat Bintang, sifat Angin, sifat Api, dan sifat Air.
Sifat Bumi
Adalah
memberikan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Dalam konteks
kekinian, sifat Bumi ini dapat diterjemahkan menjadi sifat seorang yang suka
memberikan perhatian kepada fakir miskin, dan kaum lemah. Seorang pemimpin yang
menguasai sifat Bumi akan mengarahkan kekuasaannya untuk mensejahterakan rakyat
dan mengentaskan kemiskinan.
Sifat Matahari
Adalah
menjadi sumber energi yang memberi kekuatan untuk menyokong kehidupan. Matahari
memberikan kekuatan pada makhluk hidup yang ada di bumi. Dalam konteks
kekinian, seorang pemimpin yang menguasai sifat Matahari dapat memberikan
inspirasi dan semangat kepada rakyatnya untuk menyelesaikan segala persoalan
yang dihadapi. Pemimpin yang menguasai sifat Matahari adalah ia yang siap
membela rakyatnya yang tertindas. Sifat pemimpin seperti ini diilustrasikan
dalam kisah Khalifah Umar bin Khatab yang “marah” ketika menemukan seorang
warga yang tanahnya akan digusur Gubernur Mesir secara semena-mena. Seketika
Khalifah Umar mengirimkan sepotong tulang yang digores pedangnya sebagai
peringatan agar Gubernur Mesir tidak semena-mena terhadap rakyatnya.
Sifat Bulan
Adalah menjadi sumber cahaya bila malam tiba.
Dengan demikian, hakekatnya Bulan adalah sang penerang mahluk hidup dari
kegelapan di bumi. Dalam konteks kekinian, seorang pemimpin yang menguasai
sifat Bulan adalah ia yang mampu menjadi penuntun dan memberikan pencerahan
kepada rakyatnya. Oleh karena itu pemimpin seperti ini memahami dan mengamalkan
ajaran luhur yang terkandung dalam agama (religiusitas) dan menjunjung tinggi
moralitas.
Sifat
bulan ini diterapkan oleh raja-raja Mataram, salah satu tandanya adalah dengan
memberikan status/posisi kepada Sultan Hamengku Buwono sebagai Senopati Ing
Ngalogo Ngabdurohman Sayidi Panoto Gomo Kalifatullah. Dalam konsepsi Jawa,
seorang pemimpin adalah sekaligus berfungsi sebagai ulama.
Sifat Samudra
Adalah luas dan lapang sebagai simbol dari
kelapangan dada dan keluasan hati. Dalam konteks kekinian seorang pemimpin yang
menguasai sifat Samudra akan mampu menerima kritikan dengan lapang dada, siap
diberi saran sekalipun itu oleh bawahannya. Ia tidak akan melihat siapa yang
berbicara, tetapi apa yang dibicarakan. Ia akan menyediakan waktu dan selalu
terbuka untuk menampung keluhan rakyatnya.
Sifat
Samudra ini juga tercermin dalam praktek kepemimpinan raja-raja Mataram
dengan memberikan kesempatan kepada rakyatnya untuk mengajukan protes kepada
Raja melalui budaya pepe, yaitu berjemur di alun-alun sampai Raja
menemui dan mendengarkan keluhan mereka.
Sifat Bintang
Adalah melukiskan posisi yang tinggi. Pemimpin
yang menguasai sifat Bintang dalam konteks kekinian adalah pemimpin yang
memiliki kepribadian mulia sehingga menempati posisi (maqam) yang
terhormat dan dihormati. Singkat kata, rakyat mencintainya sedangkan lawan
menyeganinya.
Sifat Angin
Adalah dapat masuk (menyusup) ke segala tempat.
Sifat Angin dalam khasanah filsafat Jawa ini diartikan sebagai suatu bentuk
ketelitian dan kehati-hatian. Dan dalam konteks kekinian pemimpin yang menguasi
sifat Angin adalah ia yang selalu terukur bicaranya (tidak asal ngomong),
setiap perkataannya selalu disertai argumentasi serta dilengkapi data dan
fakta. Dengan demikian pemimpin yang menguasai sifat Angin ini akan selalu
melakukan check and recheck sebelum berbicara atau mengambil
keputusan.
Sifat Api
Adalah membakar apa saja, tanpa pandang bulu.
Besi sekalipun bisa leleh dengan Api. Dalam khasanah filsafat Jawa, Api
dimaknai secara positif sebagai simbol dari sifat yang tegas dan lugas. Dalam
konteks kekinian, seorang pemimpin yang menguasai sifat Api adalah ia yang
cekatan dan tuntas dalam menyelesaikan persoalan. Juga selalu konsisten dan
objektif dalam menegakkan aturan, tegas tidak pandang bulu dan objektif serta
tidak memihak.
Secara
ilustratif, pemimpin yang menguasai sifat Api ini digambarkan dalam kisah
seorang Raja yang dengan tegas menghukum cungkil satu mata kepada anaknya
sendiri, tetapi setelah itu ia menyerahkan satu matanya untuk mengganti mata
anaknya yang sudah di cungkil tersebut. Demikianlah, seorang pemimpin yang
menguasai sifat Api, ia dapat membedakan antara penegakkan hukum dan kasih
sayang terhadap keluarga.
Sifat Air
Berbeda dengan Samudra yang lebih mewakili sifat
luas (lapang) hati, Air memiliki sifat yang selalu mencari tempat yang rendah.
Begitu pula pemimpin yang menguasai sifat Air, ia akan selalu rendah hati dan
tidak sombong apalagi semena-mena kepada rakyatnya.
Meskipun
tergolong tua, ilmu Hasta Brata adalah salah satu dari sekian banyak
ajaran-ajaran filsafat kepemimpinan Jawa. Generasi selanjutnya juga mengajarkan
filsafat kepemimpinan sebagai terjemahan lebih lanjut dari Ilmu Hasta Brata
ini, misalkan ilmu Manunggaling Kawula Gusti yang mengajarkan
bagaimana filsafat kepemimpinan yang menyatu dengan rakyat tetapi dekat dengan
Tuhan. Ajaran Manunggaling Kawula Gusti ini mencoba mengambil ajaran
Hasta Brata menjadi satu intisari ajaran filsafat kepemimpinan.
Seperti
umumnya filsafat, ajaran Hasta Brata sepatutnya menjadi landasan kebathinan
yang memberi motivasi kepada kita, khususnya bagi mereka yang meyakini ajaran
filsafat kepemimpinan Jawa dan ingin menjadi pemimpin yang berhasil menegakkan
kebenaran untuk memerangi kebathilan. Bukankah Nabi Muhammad SAW mengatakan
bahwa; “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya”.
SIFAT KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA
Menurut Ki Hajar Dewantara, sifat-sifat
kepemimpinan meliputi:
a.
Ing
ngarso sung tuladha
Dimana
harus memberi contoh. Artinya bahwa seorang pemimpin harussikap dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagiorang yang
dipimpinnya.
b.
Ing
madya mangun karsa
Di tengan membangun prakarsa. Bahwa
seorang pemimpin harus mampumembangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi
pada orang-orangyang dibimbingnya.
c.
Tut
wuri handayani
Mengikuti dari
belakang dengan berwibawa. Bahwa seorang pemimpinharus mendorong orang-orang
yang dipimpinnya agar berani berjalan didepan dan berani bertanggung jawab.
Selain
sifat-sifat kepemimpinan di atas, dalam referensi lain jugamenyebutkan tentang
beberapa sifat kepemimpinan lain, yaitu:
a.
IntelegensiKemampuan
seorang pemimpin dalam mengatasi masalah dapat dilihatdengan tingkat
intelegensi yang dimiliki. Dengan intelegensi yang tinggidiharapkan dapat
menghasilkan proses kepemimpinan sebagai saranaaktualisasi seorang manajer.
b. InisiatifSifat
ini merupakan kemampuan untuk bertindak sendiri dan mengaturtindakan-tindakan
tersebut. Serta kemampuan seorang pemimpin untukmengatur tindakan yang
dilakukan oleh bawahannya.
c. Energi atau
rangsanganSifat ini lebih cenderung kepada energi mental dan fisik dalam
memimpinsebuah organisasi. Karena dengan energi seorang pemimpin dapatmencapai
usaha dan tujuan yang diharapkan.
d. Kedewasaan
emosionalKedewasaan emosional ini menyangkut tentang objektivitas seorangpemimpin
dalam menyangkut menilai bawahannya. Serta seorangpemimpin dapat konsisten
tentang janji-janji yang telah diucapkan dandibuat kaarena hal tersebut
merupakan salah satu ciri kedewasaan dariseseorang.
e. PersuasifSifat
ini merupakan sifat seorang pemimpin yang dapat meyakinkanbawahannya atau orang
yang dipimpinnya. Untuk mendapatkan pesrsetujuan dari bawahannya, seorang
pemimpin harus melakukanpersuasif karena untuk meyakinkan bawahannya teentang
sesuatu dan halyang diputuskan.
f. Skill komunikatifSifat
pandai berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya dapatmenjadikan proses
kepemimpinan lebih efisien karena seorang pemimpindapat mengetaahui
pendapat-pendapat dari bawahannya. Denganmengetahui pendapat dari setiap
bawahan,, seorang pemimpin dapatmembuat kesimpulan tentang hal terbaik untuk
memajukan suatuorganisasi atau lembaga.
g. Kepercayaaan
pada diri sendiriKepercayaan diri secara mutlak harus dimiliki seorang
pemimpin, karenadengan sifat ini ia akan yakin dalam mengambil keputusan danmenghadapi
masalah yang ada.
h.
PerseptifSifat ini cenderung sifat seorang pemimpin dalam mengamati
suatutindakan yang dilakukan bawhannya. Hal tersebut juga mencakupkemampuan
seorang pemimpin dalam memberikan proyeksi terhadap dirisendiri untuk menjalankan
sebuah organisasi atau lembaga pendidikan.
I.
KreativitasSeorang pemimpin harus kreatif sehingga menghasilkan hal-hal
yangdapat berguna untuk memecahkan sebuah masalah.
j.
Partisipasi sosialSeorang pemimpin seharusnya dapat berkomunikasi deengan baiksehingga
adanya partisipasi sosial dapat memudahkan dalam proseskepemimpinan.Dengan
adanya beberapa sifat kepemimpinan di atas, dapat diketahuibahwa kepemimpinan
bukan suatu tugas yang mudah. Seorang pemimpinharus mampu membuat perencanaan,
mengakomodasi, mengontrol, bahkanmengambil keputusan untuk mencapai tujuan
sebuah organisasi.
BIOGRAFI TOKOH
Nama Lengkap : Fahri
Hamzah
Kategori : Politikus
Agama : Islam
Tempat Lahir : Utan, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Tanggal Lahir : Rabu, 10 November 1971
Kategori : Politikus
Agama : Islam
Tempat Lahir : Utan, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Tanggal Lahir : Rabu, 10 November 1971
Nama
Fahri Hamzah mulai dikenal publik sejak reformasi bergulir awal 1998.
Laki-laki kelahiran Utan, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat tanggal 10
Nopember 1971 ini merupakan pendiri sekaligus ketua umum pertama organisasi
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Bersama
organisasi KAMMI, Fahri melancarkan gerakan anti-KKN (korupsi, kolusi dan
nepotisme). Dalam setiap aksinya, KAMMI pimpinan Fahri berbeda dengan aksi
unjuk rasa mahasiswa lain yang cenderung sering terlibat bentrok fisik dengan
aparat. Puncaknya KAMMI satu-satunya elemen mahasiswa pendukung B.J. Habibie
sebagai penerus tongkat estafet dari Soeharto disaat elemen mahasiswa lain
merasa bahwa Habibie sama saja dengan Soeharto. Sebagai intelektual muda, sejak
masih berstatus mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Fahri
juga pernah aktif sebagai Ketua Departemen Pengembangan Cendekiawan Muda Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat dan berbagai kegiatan lainnya.
Setelah
era reformasi bergulir pada tahun 1999, Fahri sempat diangkat menjadi Staff
Ahli MPR RI pada tahun 2004. Dia kemudian bergabung dengan Partai Keadilan
Sosial yang lantas mendorongnya untuk menjadi anggota DPR RI pada tahun 2004
mewakili daerah kelahirannya, Nusa Tenggara Barat. Saat itu, Fahri Hamzah
bergabung dengan Fraksi PKS dan bertugas di Komisi VI yang menangani masalah
Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi/UKM, dan BUMN. Perhatiannya
yang besar di dunia hukum, membuahkan kepercayaan FPKS menempatkannya sebagai
Wakil Ketua Komisi III, yang membidangi Legislasi sejak tahun 2009 lalu.
Dari
biografi singkat tentang Fahri Hamzah tersebut, maka sifat kepemimpinan yang
terlihat dan dapat diteladani ialah tentang sifat keberanian serta keyakinan
yang kuat, terlihat dimana fahri berani melontarkan kritikan-kritikan terhadap
kebijakan-kebijakan serta keyakinan ia terhadap keputusan-keputusan yang
diambil serta komitmen ia terhadap keputusan.
Dimana menjalankan fungsi
sebagai salah satu instrumen demokrasi yang cukup penting dalam membangun
proses good governance (tata pemerintahan) perlu menyiapkan strategi yang tepat
untuk menjalankan fungsi kontrol dan kekuatan penyeimbang.
blog,y saya copy ea.
BalasHapussoal,y ada tugas dari dosen.
makasi udah membantu